IndustriNasional

Bahayanya Konsumsi Makanan Anak yang Berlebihan: Ini Akibatnya dan Cara Mengatasinya

Gagal Ginjal

Kesehatan, Bericuan.id – Kita semua tahu, konsumsi makanan anak saat ini disajikan dalam kemasan yang menarik sehingga bisa sangat menggoda, terutama untuk anak-anak. Namun, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra, memperingatkan kita semua untuk lebih waspada terhadap makanan yang dikonsumsi anak-anak.

Jasra menyebutkan bahwa harga yang sangat murah dan kemasan kekinian bisa menimbulkan masalah kesehatan serius bagi anak-anak kita.

Mengutip data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), satu dari lima anak mengalami gangguan ginjal.

Penyebab utamanya adalah konsumsi makanan anak dengan kandungan gula, garam, dan lemak berlebih. Produk-produk ini sering kali dikemas dengan menarik, membuat anak-anak tidak bisa menolaknya.

Bahaya di Balik Kemasan Menarik

Konsumsi Gula Berlebih

Konsumsi makanan anak dengan kandungan gula tinggi tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan fisik anak, tetapi juga pada suasana hati mereka.

Konsumsi gula yang berlebihan dapat membuat anak menjadi mudah cemas, reaktif, dan bahkan agresif. Akibatnya, mereka bisa kehilangan kecerdasan emosional dan rentan terhadap perlakuan salah.

Kandungan Garam dan Lemak

Tidak hanya gula, garam, dan lemak berlebih juga menjadi ancaman serius. Konsumsi makanan anak berlebihan dari zat-zat ini dapat menyebabkan obesitas dan gizi yang tidak seimbang.

Jasra Putra menegaskan bahwa penting untuk mengurangi konsumsi zat berpemanis buatan, garam, dan lemak. Selain itu, kita juga harus memperhatikan asupan air putih anak-anak untuk menjaga kesehatan ginjal mereka.

Kasus Gagal Ginjal Pada Anak

Baru-baru ini, media sosial X dihebohkan dengan kabar banyaknya jumlah pasien anak yang menjalani cuci darah di Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran di kalangan netizen. Menurut data Kementerian Kesehatan per 26 September 2023, tercatat ada 312 kasus gagal ginjal pada anak, baik yang meninggal maupun yang sedang dalam perawatan.

Proses cuci darah atau hemodialisa harus dilakukan secara rutin dan memerlukan biaya yang tidak sedikit, mencapai Rp 900 ribu per sekali tindakan.

Cara Mengatasi dan Mencegah Masalah Ini

Edukasi dan Sosialisasi

Penting untuk segera melakukan sosialisasi mengenai gejala gangguan ginjal pada anak dan cara mencegahnya.

Orang tua perlu diberi pemahaman tentang bahaya konsumsi makanan anak berlebihan, terutama yang mengandung gula, garam, dan lemak tinggi.

Selain itu, mengedukasi anak-anak untuk membatasi konsumsi makanan dengan rasa pedas, asam, manis, atau asin yang berlebihan juga sangat penting.

mesin antrian puskesmas
Mesin antrian di sebuah puskesmas (Prakom)

Peran BPJS Kesehatan

Bagi mereka yang sudah terlanjur terkena gagal ginjal, BPJS Kesehatan menyediakan beberapa layanan yang sangat membantu.

Mulai dari transplantasi ginjal, cuci darah, hingga layanan CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis), semuanya ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

Prosedur cuci darah sendiri bisa mencapai biaya Rp 900 ribu per sekali tindakan, namun dengan BPJS Kesehatan, biaya ini bisa ditanggung hingga 85 persen.

Prosedur Cuci Darah dengan BPJS Kesehatan

Pasien bisa dengan mudah menjalani cuci darah menggunakan BPJS Kesehatan tanpa perlu surat rujukan ulang setiap tiga bulan dari faskes tingkat pertama.

Pasien hanya perlu mendaftar dan merekam sidik jari di rumah sakit yang menyediakan layanan hemodialisis. Langkah-langkahnya cukup sederhana:

  1. Bawa kartu BPJS Kesehatan dan Surat Keterangan Dalam Perawatan (SKDP).
  2. Petugas rumah sakit akan memindai sidik jari pasien untuk memeriksa masa rujukan dan memperpanjangnya jika perlu.
  3. Petugas akan menerbitkan Surat Eligibilitas Peserta (SEP).
  4. Pasien BPJS Kesehatan bisa langsung mendapatkan layanan cuci darah.

Mengawasi konsumsi makanan anak-anak adalah tugas kita sebagai orang dewasa.

Dengan mengurangi konsumsi makanan anak yang mengandung gula, garam, dan lemak berlebih, serta memastikan anak-anak mendapatkan gizi seimbang, kita bisa mencegah banyak masalah kesehatan serius di masa depan.

Edukasi dan sosialisasi tentang bahaya konsumsi makanan yang tidak sehat harus terus digalakkan untuk melindungi generasi muda kita. Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi anak-anak kita.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button