
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
Industri, Bericuan.id – Indonesia kini menghadapi situasi yang cukup mengkhawatirkan di sektor penerbangan. Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, harga tiket pesawat di Indonesia tercatat sebagai yang paling mahal kedua di dunia, hanya kalah dari Brasil.
Di tingkat ASEAN, Indonesia menduduki posisi tertinggi dengan harga tiket pesawat termahal.
Penyebab Utama Mahal Harga Tiket Pesawat di Indonesia
1. Lonjakan Aktivitas Penerbangan Pasca-Pandemi
Menurut Luhut, salah satu faktor utama yang menyebabkan mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia adalah peningkatan aktivitas penerbangan setelah meredanya pandemi Covid-19.
Saat ini, aktivitas penerbangan global telah pulih hingga 90 persen dibandingkan situasi sebelum pandemi.
“Harga tiket penerbangan yang cukup tinggi dikeluhkan oleh banyak orang akhir-akhir ini, penyebabnya karena aktivitas penerbangan global yang telah 90 persen pulih dibandingkan dengan situasi sebelum pandemi,” kata Luhut.
2. Kebutuhan Efisiensi Operasional Maskapai
Luhut mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menyiapkan beberapa langkah untuk efisiensi penerbangan dan penurunan harga tiket.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah evaluasi operasi biaya pesawat, terutama Cost Per Block Hour (CBH) yang merupakan komponen biaya operasi pesawat terbesar.
“Kami menyiapkan beberapa langkah untuk efisiensi penerbangan dan penurunan harga tiket, misalnya evaluasi operasi biaya pesawat. Cost Per Block Hour (CBH) yang merupakan komponen biaya operasi pesawat terbesar, perlu diidentifikasi rincian pembentukannya,” ujarnya.
3. Kebijakan Pembebasan Bea Masuk dan Lartas Barang Impor
Selain itu, Luhut juga berencana untuk mengakselerasi kebijakan pembebasan bea masuk dan pembukaan Lartas (larangan terbatas) barang impor tertentu yang dibutuhkan untuk penerbangan.
Porsi perawatan pesawat mencapai 16 persen dari keseluruhan biaya setelah avtur, sehingga langkah ini diharapkan dapat membantu menurunkan biaya operasional maskapai.
“Kami juga berencana untuk mengakselerasi kebijakan pembebasan bea masuk dan pembukaan Lartas barang impor tertentu, untuk kebutuhan penerbangan dimana porsi perawatan berada di 16 persen porsi keseluruhan setelah avtur,” ungkap Luhut.
Implikasi Kebijakan Tarif Penerbangan
Luhut juga menjelaskan bahwa mekanisme pengenaan tarif berdasarkan sektor rute memiliki implikasi pada pengenaan dua kali tarif PPN, Iuran Wajib Jasa Raharja (IWJR), dan Passenger Service Charge (PSC) bagi penumpang yang melakukan transfer atau ganti pesawat.
Hal ini menambah beban biaya bagi penumpang dan berkontribusi pada mahalnya harga tiket pesawat.
“Mekanisme pengenaan tarif berdasarkan sektor rute, berimplikasi pada pengenaan dua kali tarif PPN, Iuran Wajib Jasa Raharja (IWJR), dan Passenger Service Charge (PSC), bagi penumpang yang melakukan transfer atau ganti pesawat,” jelas Luhut.
Mekanisme perhitungan tarif perlu disesuaikan berdasarkan biaya operasional maskapai per jam terbang.
Dengan melakukan penyesuaian ini, diharapkan dapat mengurangi beban biaya pada tiket penerbangan secara signifikan.
“Mekanisme perhitungan tarif perlu disesuaikan berdasarkan biaya operasional maskapai per jam terbang, yang akan berdampak signifikan mengurangi beban biaya pada tiket penerbangan,” tambah Luhut.
Berdasarkan data IATA, pada tahun 2024 diperkirakan akan ada 4,7 miliar penumpang global, meningkat 200 juta penumpang dibandingkan tahun 2019.
Peningkatan jumlah penumpang ini juga berkontribusi pada tingginya permintaan tiket pesawat, yang pada akhirnya mempengaruhi harga tiket pesawat di Indonesia .
Menurut Luhut, “Berdasarkan data IATA, pada 2024 akan ada 4,7 miliar penumpang global atau 200 juta penumpang lebih banyak daripada 2019.”
Upaya Mengatasi Mahalnya Harga Tiket Pesawat di Indonesia
Untuk mengatasi permasalahan mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia , pemerintah Indonesia sedang merumuskan berbagai strategi untuk menurunkan harga tiket pesawat.
Evaluasi biaya operasional, kebijakan pembebasan bea masuk, dan penyesuaian mekanisme tarif adalah beberapa langkah yang tengah dipersiapkan.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan harga tiket pesawat di Indonesia dapat lebih terjangkau bagi masyarakat. Namun, perlu kesabaran dan kerjasama dari berbagai pihak untuk mencapai tujuan ini.
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia adalah langkah penting untuk memahami kondisi pasar penerbangan saat ini.
Dengan pemahaman yang baik, diharapkan semua pihak dapat bekerja sama untuk mencari solusi terbaik demi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan industri penerbangan nasional. (*)