BisnisIndustriNasionalTeknologi

Investasi Data Center di Indonesia: Tantangan dan Peluang dalam Menarik Perusahaan Teknologi Global

Teknologi, Bericuan.id – Investasi Data Center di Indonesia semakin menarik perhatian seiring dengan pertumbuhan pesat industri digital.

Namun, tantangan birokrasi dan kurangnya insentif menjadi penghalang utama dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia, yang berhasil menarik investasi besar dari perusahaan teknologi global.

Artikel ini akan mengeksplorasi situasi saat ini, tantangan yang dihadapi, dan langkah-langkah potensial untuk mendorong pertumbuhan investasi data center di Indonesia.

Kondisi Data Center di Indonesia Saat Ini

Indonesia, dengan populasi besar dan pertumbuhan ekonomi yang stabil, sebenarnya memiliki potensi besar untuk menjadi pusat data global.

Investasi data center di Indonesia
Investasi Data Center membutuhkan biaya yang tidak sedikit (Prakom)

Namun, beberapa faktor membuat perusahaan teknologi lebih memilih negara lain seperti Malaysia untuk investasi data center mereka.

Menurut Ketua Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO), Hendra Suryakusuma, salah satu alasan utama Malaysia menarik banyak investasi adalah banyaknya insentif yang diberikan pemerintah mereka, terutama bagi perusahaan yang menggunakan teknologi ramah lingkungan.

Misalnya, Google dan Microsoft telah mengumumkan investasi besar di Malaysia untuk membangun pusat data dan infrastruktur AI.

Google berinvestasi sebesar USD 2 miliar untuk pusat data dan wilayah cloud, sementara Microsoft menginvestasikan USD 2,2 miliar.

Tantangan di Indonesia

Di Indonesia, regulasi dan birokrasi yang rumit menjadi hambatan signifikan.

Proses perizinan yang panjang dan membutuhkan detail engineering design membuat biaya dan waktu yang diperlukan menjadi lebih tinggi.

Hal ini berbeda dengan Malaysia, yang memungkinkan perusahaan asing mendapatkan izin hanya dengan high level design, memotong waktu dan biaya secara signifikan.

Selain itu, kurangnya insentif khusus untuk teknologi hijau (green technology) membuat Indonesia kurang menarik bagi investor yang memiliki komitmen kuat terhadap ESG (Environmental, Social, and Governance).

Negara-negara di Amerika Utara dan Eropa Barat, yang memiliki komitmen Paris Accord, cenderung berinvestasi di negara-negara yang mendukung inisiatif energi terbarukan.

Potensi Solusi Data Center

Namun, ada harapan untuk perubahan positif di Indonesia. Rancangan Undang-Undang Energi Baru Terbarukan (RUU EBT) yang sedang digodok di Komisi VII DPR RI bisa menjadi langkah besar.

Jika berhasil, RUU ini akan memberikan insentif tambahan bagi perusahaan yang berinvestasi dalam teknologi hijau, yang sangat penting untuk menarik investor global.

Hendra Suryakusuma menambahkan, dengan insentif yang tepat dan dukungan regulasi yang memadai, industri data center di Indonesia dapat tumbuh 20-30 persen per tahun.

Ini menunjukkan potensi besar yang bisa dimanfaatkan jika pemerintah serius dalam memperbaiki iklim investasi.

Komitmen Investasi Data Center di Asia Tenggara

Sebagai perbandingan, komitmen investasi di negara-negara Asia Tenggara lainnya menunjukkan perbedaan yang signifikan.

ByteDance, induk TikTok, misalnya, berencana menginvestasikan USD 2,13 miliar untuk membangun pusat AI di Malaysia.

Investasi ini diumumkan oleh Menteri Perdagangan Malaysia, menunjukkan dukungan pemerintah yang kuat.

Di sisi lain, meskipun ada komitmen investasi dari perusahaan seperti Microsoft di Indonesia, jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan di Malaysia.

Microsoft berinvestasi USD 1,7 miliar untuk fasilitas dan talenta AI di Indonesia, sementara komitmennya di Malaysia mencapai USD 2,2 miliar.

Untuk meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai tujuan investasi data center, pemerintah perlu melakukan reformasi birokrasi dan memberikan insentif yang kompetitif.

Pengesahan RUU EBT dapat menjadi langkah penting dalam menarik lebih banyak investasi, terutama dari perusahaan yang fokus pada teknologi hijau.

Dengan populasi besar dan ekonomi yang berkembang, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat data global, asalkan tantangan regulasi dan birokrasi dapat diatasi.

Dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat menjadi destinasi utama untuk investasi data center, memanfaatkan potensi besar yang dimilikinya untuk pertumbuhan ekonomi digital di masa depan.

Back to top button