Banjir Bali Berdampak Ekonomi Ratusan Miliar Rupiah

Dampak Ekonomi Banjir di Bali yang Mengkhawatirkan
Banjir yang terjadi di Bali pada hari Rabu, 10 September 2025 lalu, diperkirakan menyebabkan kerugian ekonomi langsung hingga ratusan miliar rupiah. Data dari BNPB menunjukkan bahwa banjir besar sebelumnya pernah menyebabkan kerugian lebih dari Rp150 miliar pada sektor infrastruktur. Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, seorang pengamat ekonomi dari Bali.
Menurutnya, sektor yang paling terdampak adalah perdagangan pasar dan toko yang terendam air, akses jalan yang terputus, kendaraan yang rusak, serta perumahan yang rusak. Selain itu, kerusakan fasilitas publik seperti jembatan dan saluran air juga akan memperparah dampak ekonomi.
“Estimasi terkini dari observasi singkat yang saya lakukan menunjukkan bahwa sektor UMKM, yang menjadi penopang 97 persen ekonomi Bali, menjadi paling rentan terhadap kerugian langsung,” ujarnya.
Industri pariwisata Bali sangat sensitif terhadap bencana alam. Banjir menyebabkan pembatalan reservasi hotel, gangguan perjalanan wisata, serta penurunan jumlah kunjungan wisatawan. Berdasarkan data BPS, rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara di Bali mencapai USD 1.500 per kunjungan. Artinya, gangguan pariwisata selama satu hari saja dapat menghilangkan miliaran rupiah potensi pendapatan.
Masyarakat yang bergantung pada sektor ini seperti pekerja hotel, pemandu wisata, sopir, dan pedagang kecil langsung terdampak dengan berkurangnya pendapatan harian. Hal ini menambah kerentanan ekonomi rumah tangga.
Dalam jangka panjang, banjir yang sering terjadi bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi Bali karena biaya pemulihan terus-menerus akan membebani APBD. Infrastruktur yang rusak juga membuat distribusi barang terganggu, sementara investor bisa menunda proyek karena tingginya risiko bencana. Menurut catatan Bappenas, bencana alam bisa menekan pertumbuhan ekonomi daerah hingga 1–1,5 persen per tahun.
Selain itu, degradasi lahan hijau akibat pembangunan yang tidak terkendali memperburuk dukungan lingkungan. Ketahanan ekonomi Bali semakin rapuh karena ketergantungan besar pada pariwisata. Sehingga, bencana alam menimbulkan guncangan berlapis yang menurunkan daya tarik wisata dan menambah kerugian sosial-ekonomi jangka panjang.
Mitigasi Dampak Banjir di Bali
Mitigasi dampak banjir di Bali memerlukan kombinasi kebijakan struktural dan teknis. Pertama, penegakan tata ruang harus diperketat agar jalur hijau tidak lagi dialihfungsikan menjadi bangunan. Kedua, investasi infrastruktur hijau seperti drainase modern, waduk kecil, dan revitalisasi subak perlu ditingkatkan. Ketiga, pemerintah dapat mengembangkan disaster risk financing seperti asuransi bencana untuk melindungi pelaku UMKM dan pariwisata.
Selain itu, diversifikasi ekonomi menjadi kunci agar Bali tidak hanya bergantung pada pariwisata. Data BPS menunjukkan sektor pertanian masih berkontribusi 13% pada PDRB Bali, sehingga perlu diperkuat sebagai penyangga ketika pariwisata terganggu. Diversifikasi ekonomi penting untuk menjaga stabilitas ekonomi Bali dalam menghadapi berbagai tantangan.










