Bisnis Plan Usaha Kecil
Bisnis, Bericuan.id – If you fail to plan, you plan to fail. Kalimat ini tentu sering kita baca dan dengar. Ketika kita gagal membuat rencana, itu berarti kita sedang merencanakan untuk gagal. Menyusun sebuah rencana diperlukan supaya memperjelas hal apa yang perlu atau tidak perlu dikerjakan.
Demikian juga dalam bisnis. Di dalam bisnis, ada yang kita kenal dengan business plan. Business Plan (rencana bisnis) adalah salah satu kunci penting dalam pertumbuhan bisnis.
Rencana bisnis membantu menjelaskan peta jalan bisnis mencapai visinya. Business Plan berisi dokumen komperehensif yang memberikan garis besar atas target Perusahaan, strategi dan proyeksi keuangan.
Di dalamnya bisa berisi penjelasan bisnis secara rinci, termasuk produk atau jasa, target pasar, keunggulan produk dan Perusahaan, marketing dan strategi penjualan.
Rencana tersebut juga termasuk memberikan perkiraan pertumbuhan Perusahaan dari sisi omzet, pengeluaran, cashflow, keperluan dana dan permintaan jika hendak mengajukan pendanaan kepada pihak ketiga seperti investor.
Apa saja isi business plan?
Berikut 4 Cara Membuat Business Plan Sederhana
1. Overview atau ringkasan atau executive summary
Ringkasan bisnis biasanya berisikan penjelasan bagaimana bisnis ini dimulai, termasuk menceritakan Sejarah, perkembangan selama bisnis berdiri, sampai pada perubahan hingga bisnis mencapai kondisi sekarang ini.
Pada Perusahaan terbuka, ringkasan bisnis biasanya berisi perkembangan struktur Perusahaan dari sisi pemegang saham (berdasarkan akta notaris) dari waktu ke waktu. Penjelasan ini meliputi cerita perubahan akta dan latar belakangnya.
2. Produk atau jasa
Selanjutnya, business plan bisa berisi penjelasan mengenai produk atau jasa apa yang disediakan Perusahaan. Termasuk dalam hal ini adalah penjelasan mengenai latar belakang mengapa menyasar konsumen dengan segmen tertentu melalui produk ini.
Perusahaan juga bisa menjelaskan rencana masa depan dari produk dan jasa yang sedang atau akan dikembangkan dan apa dampaknya terhadap pertumbuhan Perusahaan.
3. Strategi pemasaran
Setelah menjelaskan produk dan jasa yang ditawarkan kepada konsumen, Perusahaan bisa menjelaskan bagaimana produk dan jasa tersebut akan dipasarkan. Umumnya, strategi pemasaran menjelaskan bagaimana rencana peningkatan penjualan melalui jalur distribusi yang telah dijalankan atau memberikan penjelasan rencana membuka jalur penjualan baru yang akan dijalankan.
4. Proyeksi keuangan
Dari semua materi business plan, materi proyeksi keuangan biasanya merupakan materi yang harus lebih serius digarap. Hal ini disebabkan secara umum, perencanaan bisnis berujung kepada perencanaan keuangan.
Alasan berikutnya, saat founder bisnis atau manajemen mengajukan permohonan investasi dari pihak ketiga, akan ada pertanggungjawab dari sisi keuangan sebagai hasil investasi.
Sekurang – kurangnya ada 3 elemen proyeksi keuangan yang harus ada di setiap proyeksi keuangan business plan, yaitu sebagai berikut :
A. Laporan Rugi Laba
Laporan Rugi Laba menjelaskan tentang posisi keuangan operasional di masa lalu, dan rencananya di masa mendatang, seiring dijalankannya strategi pemasaran yang dijelaskan sebelumnya.
Proyeksi rugi laba bisa bersifat konservatif (sesuai rata – rata pertumbuhan sebelumnya) atau agresif dan optimis (di atas rata – rata pertumbuhan sebelumnya, setelah mendapatkan investasi)
B. Neraca
Laporan neraca menjelaskan Gambaran kondisi kesehatan akumulatif perusahaan secara umum, termasuk menjelaskan proyeksi dalam beberapa tahun mendatang (misalnya 5 tahun ke depan), setelah Perusahaan melakukan berbagai aktifitas operasional termasuk jika ada rencana aksi korporasi tertentu
C. Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang tidak kalah penting karena menjelaskan bagaiman Perusahaan memastikan tetap survive dan sehat saat menjalankan berbagai aktifitas bisnis. Pastikan kita membuat rencana arus kas yang positif dengan perhitungan yang baik.
Nah, sobat bericuan, itulah ulasan singkat mengenai 4 Cara Membuat Business Plan Sederhana. Sudahkah Perusahaan anda membuat business plan yang menjual?
Lutfiel Hakim – Praktisi Bisnis (*)