Tradisi Berbagi Takjil di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram

Arab Saudi, Bericuan.id – Masjid Nabawi adalah satu dari dua masjid suci yang ada di Arab Saudi. Masjid yang terletak di Madinah ini menjadi tujuan umat Islam dari berbagai dunia setelah atau sebelum melakukan umrah di Masjidil Haram, Makkah.
Madina sendiri adalah kota yang sangat istimewa bagi umat muslim.
Disinilah Islam mengalami perkembangan pesat sehingga di sebut Sebagai Madina Almunawaroh, Kota yang bercahaya. Jemaah berbondong-bondong menunaikan salat di sana.
Rasulullah setelah menjalani 13 tahun kenabian, melakukan hijrah ke kota Madinah, dahulu dikenal sebagai Kota Yastrib.
Di sinilah Rasulullah meninggal dan di makamkan, yang sekarang makam Beliau masuk di dalam komplek masjid Nabawi.
Disebutkan dalam sebuah hadits, ada keutamaan tersendiri bagi orang salat di Masjid Nabawi.
Rasulullah SAW bersabda, “Salat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih utama 1.000 kali dibandingkan salat di masjid yang lainnya, kecuali di Masjidil Haram. Salat di Masjidil Haram lebih utama 100.000 kali lipat daripada masjid lainnya.” (HR Ahmad, Ibnu Khuzaimah, dan Hakim)
Keistimewaan inilah yang menjadikan Madinah sebagai tujuan ziarah di Arab Saudi Selain Mekkah untuk menjalani ibadah umroh.
Terlebih pada bulan Ramadan, jumlah kunjungan peziarah menjadi meningkat berkali lipat.
Pada minggu pertama ramadan tahun ini saja, melansir kantor berita Saudi, SPA, Senin (18/3/2024), Masjid Nabawi telah dikunjungi lebih dari 5.225.231 jemaah.
Otoritas menyebut 414.878 pengunjung berkesempatan masuk makam Rasulullah SAW dan kedua sahabat dalam waktu yang sama.
Sejumlah 134.447 pengunjung laki-laki dan 107.697 pengunjung perempuan melaksanakan salat di Raudhah Syarifah dimana syarat untuk bisa melaksanakannya harus mendaftar online via aplikasi.

Tradisi Berbagi Takjil di Bulan Ramadan
Pada Ramadan, ada hal menarik yang patut dicermati di Madinah Maupun Mekkah, yaitu Tradisi berbagi Takjil.
Nuansa berbagi sangat kental terasa di masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Di Masjid Nabawi, yang suasananya lebih tenang dan tidak sepadat Masjidil Haram, dimana semua jamaah dapat dipastikan mendapatkan takjil dari donatur yang dibagikan oleh para petugas/volunteer.
Tradisi berbagi Takjil berlangsung tertib dan dilakukan dengan efisien. Para petugas juga sigap membagikan dan membersihkan kembali.
Selain itu, para jamaah juga kerapkali berbagi takjil seolah olah salingn berlomba berburu pahala dengan berbagi.
Tak terkecuali, anak anakpun sangat menikmati momen tradisi berbagi Takjil ini dengan penuh keceriaan.
Setelah adzan Maghrib berkumandang, yang disambut para jamah berbuka dengan menikmati takjil sebelum melaksanakan ibadah shalat maghrib.
Selesai Sholat sebagian besar jamaah masih berada di tempat untuk melanjutkan makan besar sambil menuggu adzan shalat isya sambil bercengkrama di pelataran masjid sembil sesekali berbagi makanan/minuman seperti kopi panas, teh susu dll dengan sesama jamaah.
Jika di Indonesia sedang ada trending Takjil War, yang membuat suasana Ramadan semakin semarak dan saling mengakrabkan antara pemeluk agama. Maka di sini adalah banyak banyakan berbagi, sesama jamaah antar bangsa yang seringkali hanya menggunakan bahasa isyarat. Tapi toh saling memahami.
Bulan Ramadan memang bulan yang penuh berkah, Ramadan Karim. (*)